Majelis Syuro Hamas kembali memilih Khalid Misy'al sebagai pemimpin gerakan Islam itu, Senin (1/4). Bertempat di Kairo, sidang majelis syuro berjalan mulus menetapkan Misy'al memimpin kembali Biro Politik Hamas untuk empat tahun ke depan.
Misy’al yang telah menjalankan gerakan Palestina sejak tahun 1996 dari pengasingan, dipandang sebagai tokoh favorit. Ia didukung oleh kekuatan regional Qatar, Turki dan Mesir. Misyal kini berbasis di Qatar setelah hijrah dari Suriah.
Sumber Quds Press menyebutkan, selain memilih Misy'al kembali memimpin Hamas, sidang juga menetapkan peran dan kewenangan baru bagi jabatan pemimpin biro politik.
Gerakan Hamas terdiri dari empat komponen, para aktivis di Jalur Gaza, di Tepi barat, di pengasingan atau negara-negara lain, serta mereka yang dipenjara oleh Zionis Yahudi. Setiap komponen itu memilih pemimpin lokal mereka masing-masing dan delegasi untuk duduk di Dewan Syura. Dewan tersebut kemudian memilih anggota politik biro pembuat keputusan dan pemimpin lembaga tersebut. Tahap terakhir itulah yang dituntaskan di Kairo kemarin.
Misy'al pertama kali menjadi pemimpin Hamas pada tahun 1996 dan empat tahun ke depan dia masih akan membawa gerakan itu memperjuangkan pembebasan Palestina dari penjajahan Zionis Yahudi.
Terpilihnya kembali Misy'al juga dinilai bisa menghidupkan kembali upaya rekonsiliasi yang terhenti antara Hamas dan Fatah pimpinan Mahmud Abbas.
Pekan lalu, Emir Qatar mengusulkan mengadakan konferensi rekonsiliasi di Mesir dalam beberapa pekan mendatang untuk mengatur jadwal untuk membentuk pemerintah sementara dan menyelenggarakan pemilu. [IK/Hdy/SI/bsb]
Misy’al yang telah menjalankan gerakan Palestina sejak tahun 1996 dari pengasingan, dipandang sebagai tokoh favorit. Ia didukung oleh kekuatan regional Qatar, Turki dan Mesir. Misyal kini berbasis di Qatar setelah hijrah dari Suriah.
Sumber Quds Press menyebutkan, selain memilih Misy'al kembali memimpin Hamas, sidang juga menetapkan peran dan kewenangan baru bagi jabatan pemimpin biro politik.
Gerakan Hamas terdiri dari empat komponen, para aktivis di Jalur Gaza, di Tepi barat, di pengasingan atau negara-negara lain, serta mereka yang dipenjara oleh Zionis Yahudi. Setiap komponen itu memilih pemimpin lokal mereka masing-masing dan delegasi untuk duduk di Dewan Syura. Dewan tersebut kemudian memilih anggota politik biro pembuat keputusan dan pemimpin lembaga tersebut. Tahap terakhir itulah yang dituntaskan di Kairo kemarin.
Misy'al pertama kali menjadi pemimpin Hamas pada tahun 1996 dan empat tahun ke depan dia masih akan membawa gerakan itu memperjuangkan pembebasan Palestina dari penjajahan Zionis Yahudi.
Terpilihnya kembali Misy'al juga dinilai bisa menghidupkan kembali upaya rekonsiliasi yang terhenti antara Hamas dan Fatah pimpinan Mahmud Abbas.
Pekan lalu, Emir Qatar mengusulkan mengadakan konferensi rekonsiliasi di Mesir dalam beberapa pekan mendatang untuk mengatur jadwal untuk membentuk pemerintah sementara dan menyelenggarakan pemilu. [IK/Hdy/SI/bsb]
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment