Ilmuwan asal Australia menemukan sumber mata air tawar baru. Uniknya, sumber mata air tawar itu ditemukan di lautan, terjebak di bawah dasar lautan.
Vincent Post, peneliti dari Flinders University di Australia yang memimpin riset, mengatakan bahwa volume air tawar pada sumber mata air itu diperkirakan 500.000 kilometer kubik, berada di dasar laut wilayah Australia, Cina, Amerika Utara, dan Afrika Selatan.
"Volume air pada sumber ini ratusan kali lebih besar daripada air yang sudah kita ambil dari lapisan bawah permukaan Bumi sejak tahun 1900," kata Post dalam publikasinya di jurnal Nature, Kamis (5/12/2013).
"Air tawar di planet kita saat ini dalam tekanan sehingga penemuan simpanan air tawar dalam jumlah signifikan di lepas pantai ini sangat menarik," imbuhnya seperti dikutip AFP, Kamis lalu.
Kebutuhan air tawar saat ini meningkat dua kali lipat dari peningkatan jumlah populasi manusia. Hal itu disebabkan oleh permintaan dari sektor pertanian, irigasi, dan produksi daging. Pada tahun 2030, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) memperkirakan bahwa 47 persen orang akan hidup dengan sumber daya air yang terbatas.
Post menemukan sumber mata air tawar di bawah dasar laut dengan metode yang biasa dilakukan untuk mengevaluasi air di bawah dasar laut serta penambangan gas dan minyak.
"Dengan menggabungkan semua informasi, kami mengetahui bahwa sumber mata air tawar di laut adalah hal yang umum, bukan anomali yang hanya terdapat pada kondisi tertentu," jelas Post.
Jauh sebelum penemuan sumber mata air tawar itu, Jacques Yves Costeau, oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Prancis telah menemukan sumber air tawar di dasar laut. Sepanjang hidupnya Jacques menyelam ke perbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat filem dokumenter 'Discovery' tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia.
Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut Mexico, tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya kerana tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang masin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.
Fenomena ganjil itu memeningkan Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari penyebab terpisahnya air tawar dari air masin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya halusinansi atau khalayan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawaban yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.
Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor Muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan ( surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez .
Para ilmuwan pun telah menemukan adanya batas air antara sungai yang segar dan laut di muara sungai, dan mereka menganggap batas ini merupakan keajaiban alami yang mampu menjaga keseimbangan ekologi, dan Subahallah inilah yang telah disebutkan secara ilmiah ini sebelum para ilmuwan menemukan pada ratusan tahun yang lalu.
Allah berfirman:
“Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi”. (Al-Furqan:53)
Telah terbukti secara ilmiah bahwa air laut tidak melebihi perbatasan dan masuk ke sungai, namun tetap di situ untuk menjaga keseimbangkan oleh karena tanah yang kuat.
Ada penghalang air antara dua laut air di permukaan bumi! Contohnya, Anda dapat menemukan titik konvergensi duat lautan (Laut Merah dan Samudera Hindia) di Selat Bab al-Mandab, bahwa di dalamnya terdapat areal yang membentang beberapa kilometer meter antara dua lautan tersebut. Itulah tanah genting dan hal tersebut akan mengabadikan ciri khas masing-masing laut yang berbeda dengan yang lain dan tidak akan pernah bercampur selamanya! Inilah yang disampaikan oleh Al Qur'an dalam salah satu ayatnya yang agung.
Allah berfirman:
“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing”. (Ar-Rahman:19-20)
Maksudnya adalah bercampur dan bergabung serta beradu. Ini telah dibuktikan dengan nyata bahwa wilayah antara kedua laut terjadi percampuran pada aliran air dan terjadi penggabungan, namun keduanya tetap menjaga keasliannya meskipun telah terjadi selama ribuan tahun lamanya, Subhanallah! (kompas/kaheel7/berbagai sumber)
sumber : http://www.jurnalhajiumroh.com/post/dunia-islam/-mukjizat-mata-air-tawar-di-bawah-laut, akses tgl 10/12/2013.
Vincent Post, peneliti dari Flinders University di Australia yang memimpin riset, mengatakan bahwa volume air tawar pada sumber mata air itu diperkirakan 500.000 kilometer kubik, berada di dasar laut wilayah Australia, Cina, Amerika Utara, dan Afrika Selatan.
"Volume air pada sumber ini ratusan kali lebih besar daripada air yang sudah kita ambil dari lapisan bawah permukaan Bumi sejak tahun 1900," kata Post dalam publikasinya di jurnal Nature, Kamis (5/12/2013).
"Air tawar di planet kita saat ini dalam tekanan sehingga penemuan simpanan air tawar dalam jumlah signifikan di lepas pantai ini sangat menarik," imbuhnya seperti dikutip AFP, Kamis lalu.
Kebutuhan air tawar saat ini meningkat dua kali lipat dari peningkatan jumlah populasi manusia. Hal itu disebabkan oleh permintaan dari sektor pertanian, irigasi, dan produksi daging. Pada tahun 2030, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) memperkirakan bahwa 47 persen orang akan hidup dengan sumber daya air yang terbatas.
Post menemukan sumber mata air tawar di bawah dasar laut dengan metode yang biasa dilakukan untuk mengevaluasi air di bawah dasar laut serta penambangan gas dan minyak.
"Dengan menggabungkan semua informasi, kami mengetahui bahwa sumber mata air tawar di laut adalah hal yang umum, bukan anomali yang hanya terdapat pada kondisi tertentu," jelas Post.
♦♦♦
Jauh sebelum penemuan sumber mata air tawar itu, Jacques Yves Costeau, oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Prancis telah menemukan sumber air tawar di dasar laut. Sepanjang hidupnya Jacques menyelam ke perbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat filem dokumenter 'Discovery' tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia.
Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut Mexico, tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya kerana tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang masin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.
Fenomena ganjil itu memeningkan Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari penyebab terpisahnya air tawar dari air masin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya halusinansi atau khalayan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawaban yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.
Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor Muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan ( surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez .
♦♦♦
Para ilmuwan pun telah menemukan adanya batas air antara sungai yang segar dan laut di muara sungai, dan mereka menganggap batas ini merupakan keajaiban alami yang mampu menjaga keseimbangan ekologi, dan Subahallah inilah yang telah disebutkan secara ilmiah ini sebelum para ilmuwan menemukan pada ratusan tahun yang lalu.
Allah berfirman:
“Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi”. (Al-Furqan:53)
Telah terbukti secara ilmiah bahwa air laut tidak melebihi perbatasan dan masuk ke sungai, namun tetap di situ untuk menjaga keseimbangkan oleh karena tanah yang kuat.
♦♦♦
Ada penghalang air antara dua laut air di permukaan bumi! Contohnya, Anda dapat menemukan titik konvergensi duat lautan (Laut Merah dan Samudera Hindia) di Selat Bab al-Mandab, bahwa di dalamnya terdapat areal yang membentang beberapa kilometer meter antara dua lautan tersebut. Itulah tanah genting dan hal tersebut akan mengabadikan ciri khas masing-masing laut yang berbeda dengan yang lain dan tidak akan pernah bercampur selamanya! Inilah yang disampaikan oleh Al Qur'an dalam salah satu ayatnya yang agung.
Allah berfirman:
“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing”. (Ar-Rahman:19-20)
Maksudnya adalah bercampur dan bergabung serta beradu. Ini telah dibuktikan dengan nyata bahwa wilayah antara kedua laut terjadi percampuran pada aliran air dan terjadi penggabungan, namun keduanya tetap menjaga keasliannya meskipun telah terjadi selama ribuan tahun lamanya, Subhanallah! (kompas/kaheel7/berbagai sumber)
sumber : http://www.jurnalhajiumroh.com/post/dunia-islam/-mukjizat-mata-air-tawar-di-bawah-laut, akses tgl 10/12/2013.
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment