“Bukan pacaran kok Ust…” kata salah seorang santriwati dalam sebuah sidang mahkamah santri.
“Lha kalau gitu namanya apa dek?” tanya saya. Santriwati tersebut diam. Kamipun juga diam menunggu jawabannya.
“Couple, Ust” jawabnya. Saya dan yang lainnya langsung tertawa mendengar jawaban santriwati tersebut.
“Lha, apa bedanya couple sama pacaran?” tanya salah seorang ustadz.
“Beda Ust.…”
“Iya, bedanya apa?”
“Kalau couple itu suka sama suka tapi ga sampai yang kayak gitu-gitu,” sontak kami langsung ketawa lagi mendengar jawaban santriwati tersebut. Ada-ada saja. Pikir kami.
Lain lagi dengan santriwati yang ini.
“Kita ndak pacaran kok Ust”
“Lha terus apa? TTM-an? apa itu namanya couple-an? Atau, suami istri?"
“Nggak kok Ust, kita cuman kakak adek-an”
“Lha kok bisa?”
“Iya, soalnya usianya dia (yang ikhwan) lebih muda dari aku”
Ada-ada saja. Entahlah. Mungkin itu bahasa halus dari kata “pacaran”. Yang dipakai remaja, bahkan diantara kita, sebagai upaya untuk melegalkan hubungan yang tak semestinya dilakukan oleh lawan jenis yang bukan muhrim.
Istilah pacaran sendiri lahir dari orang Indonesia. Yang katanya sebagai upaya saling mengenal sebelum melangkah kejenjang pernikahan. Sedangkan kalau didunia barat dikenal dengan istilah “my boy” atau “my girl” yang artinya, menurut buku Fikih Gaul terbitan Syamil, laki-laki atau perempuan. Kalau yang ini lebih parah lagi, karena ketika seorang laki-laki mengatakan “Do You want to be my girl?” maka ketika si perempuan menjawab “yes” berarti dia sendiri telah merelakan dirinya untuk menjadi pelampiasan nafsu dari silaki-laki tersebut. Karena kata “my girl” di sini bukan seperti gaya pacarannya orang Indonesia yang kadang masih menjaga nilai-nilai "kesusilaan". Namun kata my girl disni berarti gadisku yang berhak atas hubungan layaknya suami dan istri.
Sedangkan kata couple, TTM, kakak adek-an sendiri menurut saya cuman cabang-cabang dari kata “pacaran”. Couple, kalau diartikan secara harfiah berarti pasangan. Entah apapun itu bentuknya. Bisa pasangan sepatu, pasangan kaos, pasangan sandal (lho eh, bukan itu maksudnya.. hehe). Maksud saya sepasang manusia.
Pernah saya jalan-jalan ke sekitar Malioboro. Seorang penjual menawarkan kaos kepada saya. “Mau yang biasa apa yang couple mbk?” tanya bapak itu sambil memperlihatkan sederetan kaos Dagadu-nya. Ada yang satu jenis gambar, dan ada yang “couple” dengan dua kaos satu gambar yang bersambung. Untuk yang laki-laki bentuk kaosnya lebih gedhe, sedang untuk yang perempuan bentuknya lebih kecil dan lebih modis. Lantas apa hubungannya “kaos couple” sama kata “couple” itu sendiri? Ya biasanya kan kalau sudah sepasang kan kompak. Termasuk kompak dalam memakai kaos. Hehe.
Sebenarnya baik couple maupun kakak adek’an itu hanya merupakan kata lain untuk melegalkan hubungan lawan jenis yang jelas-jelas sudah diperintahkan Allah untuk dijauhi. Apapun bahasanya tetap saja ada rasa suka sama suka, tetep ada kata “aku suka kamu”. Meskipun tidak ada kata “maukah kamu menjadi pacarku”. Tapi diganti gini, “maukah kamu jadi couple;-ku?” atau “kita kakak adek-an saja ya”. Dan dalam hubungannya tetap seperti orang pacaran. Sms-an, ketemuan, saling ngasih hadiah, dan seterusnya. Jadinya sama saja kan?
Sedangkan TTM-an lebih parah lagi, dia bukan pacaran, bukan couple-an tapi bermesraan. Baik lewat sms, fb, atau secara fisik (haduuh, naudzu billah). Katanya sih teman biasa, tapi bahasa sms-nya “lagi ngapain kamu beb?” (emang bebek? Hehe)
Saudaraku… sebenarnya apapun bentuknya itu. Entah itu pacaran, couple-an, TTM-an, dan sejenisnya adalah sebuah hubungan yang dilarang oleh Allah. Karena dalam hubungan ini jelas tak luput dari zina baik itu hati, zina mata, zina telinga, dan zina secara fisik.
Zina hati yaitu ketika kita terus memikirkan si dia yang dapat melalaikan kita dari mengingat Allah. Kalau dalam lagunya duo maya gini, “aku mau makan, kuingat kamu, aku mau tidur kuingat kamu…” Lha kalau kayak gini, kapan ingat Allah?
Yang kedua, zina mata. Zina mata terjadi tatkala saling bertemu. Saling pandang, atau terus melihat foto si dia. Padahal dalam hadits Rasulullah mengatakan “Wahai Ali, janganlah pandangan pertama kau ikuti dengan pandangan berikutnya. Untukmu pandangan pertama, tetapi bukan untuk berikutnya.” (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Al-Hakim sesuai dengan syarat Muslim). Mata yang seharusnya kita pakai untuk melihat ayat Al-Qur'an eh malah digunakan untuk ngeliatin foto si dia terus, atau mantengin fb buat mantau aktivitasnya si dia, hehe.
Yang ketiga, zina telinga. Zina telinga ini terjadi ketika saling ngobrol, atau saling teleponan. Dan yang terakhir zina secara fisik. Seperti pegangan tangan sampai berlanjut entah kemana.
Saudaraku masih ingatkah akan ayat ini? “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu masuk perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk” (QS. Al-Isra’ : 32). Dalam ayat tersebut dijelaskan, mendekati saja tidak boleh, apalagi sampai melakukan. Jadi apapun itu namanya pacaran, couple-an, kakak adekan, TTM-an, semuanya hanya upaya melegalkan hubungan lawan jenis yang menjerumuskan kita kedalam lembah perzinaan. Selain itu keduanya juga akan rugi waktu, uang, pikiran dan tenaga. Dan masih banyak mudlarat lain yang disebabkan oleh pacaran. Wallahu a’lam bish shawab. [Ukhtu Emil]
“Lha kalau gitu namanya apa dek?” tanya saya. Santriwati tersebut diam. Kamipun juga diam menunggu jawabannya.
“Couple, Ust” jawabnya. Saya dan yang lainnya langsung tertawa mendengar jawaban santriwati tersebut.
“Lha, apa bedanya couple sama pacaran?” tanya salah seorang ustadz.
“Beda Ust.…”
“Iya, bedanya apa?”
“Kalau couple itu suka sama suka tapi ga sampai yang kayak gitu-gitu,” sontak kami langsung ketawa lagi mendengar jawaban santriwati tersebut. Ada-ada saja. Pikir kami.
Lain lagi dengan santriwati yang ini.
“Kita ndak pacaran kok Ust”
“Lha terus apa? TTM-an? apa itu namanya couple-an? Atau, suami istri?"
“Nggak kok Ust, kita cuman kakak adek-an”
“Lha kok bisa?”
“Iya, soalnya usianya dia (yang ikhwan) lebih muda dari aku”
Ada-ada saja. Entahlah. Mungkin itu bahasa halus dari kata “pacaran”. Yang dipakai remaja, bahkan diantara kita, sebagai upaya untuk melegalkan hubungan yang tak semestinya dilakukan oleh lawan jenis yang bukan muhrim.
Istilah pacaran sendiri lahir dari orang Indonesia. Yang katanya sebagai upaya saling mengenal sebelum melangkah kejenjang pernikahan. Sedangkan kalau didunia barat dikenal dengan istilah “my boy” atau “my girl” yang artinya, menurut buku Fikih Gaul terbitan Syamil, laki-laki atau perempuan. Kalau yang ini lebih parah lagi, karena ketika seorang laki-laki mengatakan “Do You want to be my girl?” maka ketika si perempuan menjawab “yes” berarti dia sendiri telah merelakan dirinya untuk menjadi pelampiasan nafsu dari silaki-laki tersebut. Karena kata “my girl” di sini bukan seperti gaya pacarannya orang Indonesia yang kadang masih menjaga nilai-nilai "kesusilaan". Namun kata my girl disni berarti gadisku yang berhak atas hubungan layaknya suami dan istri.
Sedangkan kata couple, TTM, kakak adek-an sendiri menurut saya cuman cabang-cabang dari kata “pacaran”. Couple, kalau diartikan secara harfiah berarti pasangan. Entah apapun itu bentuknya. Bisa pasangan sepatu, pasangan kaos, pasangan sandal (lho eh, bukan itu maksudnya.. hehe). Maksud saya sepasang manusia.
Pernah saya jalan-jalan ke sekitar Malioboro. Seorang penjual menawarkan kaos kepada saya. “Mau yang biasa apa yang couple mbk?” tanya bapak itu sambil memperlihatkan sederetan kaos Dagadu-nya. Ada yang satu jenis gambar, dan ada yang “couple” dengan dua kaos satu gambar yang bersambung. Untuk yang laki-laki bentuk kaosnya lebih gedhe, sedang untuk yang perempuan bentuknya lebih kecil dan lebih modis. Lantas apa hubungannya “kaos couple” sama kata “couple” itu sendiri? Ya biasanya kan kalau sudah sepasang kan kompak. Termasuk kompak dalam memakai kaos. Hehe.
Sebenarnya baik couple maupun kakak adek’an itu hanya merupakan kata lain untuk melegalkan hubungan lawan jenis yang jelas-jelas sudah diperintahkan Allah untuk dijauhi. Apapun bahasanya tetap saja ada rasa suka sama suka, tetep ada kata “aku suka kamu”. Meskipun tidak ada kata “maukah kamu menjadi pacarku”. Tapi diganti gini, “maukah kamu jadi couple;-ku?” atau “kita kakak adek-an saja ya”. Dan dalam hubungannya tetap seperti orang pacaran. Sms-an, ketemuan, saling ngasih hadiah, dan seterusnya. Jadinya sama saja kan?
Sedangkan TTM-an lebih parah lagi, dia bukan pacaran, bukan couple-an tapi bermesraan. Baik lewat sms, fb, atau secara fisik (haduuh, naudzu billah). Katanya sih teman biasa, tapi bahasa sms-nya “lagi ngapain kamu beb?” (emang bebek? Hehe)
Saudaraku… sebenarnya apapun bentuknya itu. Entah itu pacaran, couple-an, TTM-an, dan sejenisnya adalah sebuah hubungan yang dilarang oleh Allah. Karena dalam hubungan ini jelas tak luput dari zina baik itu hati, zina mata, zina telinga, dan zina secara fisik.
Zina hati yaitu ketika kita terus memikirkan si dia yang dapat melalaikan kita dari mengingat Allah. Kalau dalam lagunya duo maya gini, “aku mau makan, kuingat kamu, aku mau tidur kuingat kamu…” Lha kalau kayak gini, kapan ingat Allah?
Yang kedua, zina mata. Zina mata terjadi tatkala saling bertemu. Saling pandang, atau terus melihat foto si dia. Padahal dalam hadits Rasulullah mengatakan “Wahai Ali, janganlah pandangan pertama kau ikuti dengan pandangan berikutnya. Untukmu pandangan pertama, tetapi bukan untuk berikutnya.” (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Al-Hakim sesuai dengan syarat Muslim). Mata yang seharusnya kita pakai untuk melihat ayat Al-Qur'an eh malah digunakan untuk ngeliatin foto si dia terus, atau mantengin fb buat mantau aktivitasnya si dia, hehe.
Yang ketiga, zina telinga. Zina telinga ini terjadi ketika saling ngobrol, atau saling teleponan. Dan yang terakhir zina secara fisik. Seperti pegangan tangan sampai berlanjut entah kemana.
Saudaraku masih ingatkah akan ayat ini? “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu masuk perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk” (QS. Al-Isra’ : 32). Dalam ayat tersebut dijelaskan, mendekati saja tidak boleh, apalagi sampai melakukan. Jadi apapun itu namanya pacaran, couple-an, kakak adekan, TTM-an, semuanya hanya upaya melegalkan hubungan lawan jenis yang menjerumuskan kita kedalam lembah perzinaan. Selain itu keduanya juga akan rugi waktu, uang, pikiran dan tenaga. Dan masih banyak mudlarat lain yang disebabkan oleh pacaran. Wallahu a’lam bish shawab. [Ukhtu Emil]
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment