Perawat merupakan tenaga kesehatan yang paling sering dan paling lama berinteraksi dengan klien. Sehingga perawat adalah pihak yang paling mengetahui perkembangan kondisi kesehatan klien secara menyeluruh dan bertanggung jawab atas klien. Perawat merupakan penolong utama klien dalam melaksanakan aktivitas penting guna memelihara dan memulihkan kesehatan klien atau mencapai kematian yang damai.
Sebagai perawat muslim yang baik, kita harus bisa mendampingi dan membantu pasien dalam kegiatannya. Contohnya ketika makan, minum obat, membersihkn diri, sampai beribadah. Perawat harus tahu kebutuhan beribadah pasiennya sesuai dengan agama yang dianut pasiennya.
Seorang muslim diwajibkan untuk menjalankan shalat 5 waktu, bagaimanapun keadaannya. Termasuk ketika sakit. Bagi mereka yang sakit melakukan ibadah sangat sulit.Dalam hal ini yang membantu pasien adalah seorang perawat karena sebagaimana ketahui bahwa perawat sebagai pendamping pasien, perawat sebagai penolong pasien, dan perawat sebagai partner pasien. Pendek kata, perawat berperan sebagai motivator dan edukator bagi pasien yang ditanganinya.
Adapun peran perawat dalam membantu pasien dalam beribadah yaitu:
Membimbing sholat
Setelah perawat mengkaji agama pasien, yang harus dilakukan adalah menanyakan apakah pasien kita mampu melakukan ibadahnya . Jadi, tugas kita disini adalah mendampingi pasien tersebut dan membantu segala keterbatasan fisiknya. Tentu bantuan disini disesuaikan dengan agama pasien dan bagaimana keadaan pasien sendiri. Apabila dia muslim maka:
Perawat hendaknya mengingatkan apabila waktu sholat telah datang.
“Bukanlah menghadap wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, tetapi
sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan yang mendermakan harta-harta yang dicintai kepada kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang dalam perjalanan, para peminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya, menegakkan shalat dan menunaikan zakat, dan orang-orang yang menepati janji apabila mereka berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam saat peperangan. Mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.” (QS.Al-Baqarah : 177)
“Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu’” (Al-Baqarah : 238)
Berikut langkah- langkahnya :
Pertama, kita menjelaskan fasilitas yang ada di kamar perawatan (nurse call, telepon, fasilitas kamar mandi, arah kiblat). Lalu tanyakan kepada pasien apakah akan melakukan sholat.
Kedua,mengkaji apakah pasien mampu atau tidak melakukan sholat sendiri. Apabila pasien tidak dapat melakukan sholat sendiri maka perawat harus bisa membantu pasien,mulai dari wudlu/tayamumnya (apabila tidak bisa menggunakan air) dan mempersiapkan peralatan untuk tayamum dan pendampingan saat sholat. Apabila dia mampu melakukan sholat sendiri maka perawat hanya mengarahkan Pasien tersebut untuk melakukan sholat.
Namun bila ada keterbatasan gerak sehingga pasien tersebut tidak dapat berdiri peran perawat adalah membantu pasien untuk bersandar pada tembok, jika masih tidak sanggup bersandar maka perawat mengubah posisi pasien tersebut duduk untuk shalat. Jika pasien masih tidak sanggup duduk, maka posisi pasien pada saat sholat sambil berbaring menghadap kiblat dengan miring di sisi kanan dapat dilakukan. Jika tidak mampu untuk menghadap kiblat maka sholatlah sesuai dengan arah posisinya. jika pasien tidak mampu berbaring, maka sholatlah dengan posisi terlentang, kedua kakinya diarahkan ke arah kiblat dan kepalanya diangkat sedikit untuk mengarahkan ke kiblat. Jika kakinya tidak bisa diarahkan ke kiblat maka sholatlah sesuai dengan posisinya. Jika masih tidak mampu maka jelaskan kepada pasien bahwa diperbolehkan shalat dengan isyarat,misalnya dengan gerakan kepala, jika kepala tidak bisa maka boleh menggunakan isyarat mata dengan cara pada saat ruku ataupun sujud dengan kedipan mata.
Untuk itulah perawat wajib memberitahukan hal-hal diatas kepada pasien ataupun keluarga pasien. sebagaimana firman ALLAH SWT yang Artinya : Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. (Q.S: 2;185). selain firman diatas adalagi firman dari ALLAH SWT yang artinya: Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah. (Q.S : 64;16). jika pasien tidak dapat berbuat apapun, maka pasien tersebut wajib kita bimbing untuk bershalat dengan cara pasien tersebut nershalat dengan hatinya. diniatkan dalam hatinya kalau kita sedang shalat sambil membayangkan gerakan shalat.
Membingbing pasien dalam berpuasa jika memungkinkan
Perawat hendaknya membangunkan waktu sahur dan membimbing niat serta mengingatkan waktu imsak ,dan mengingatkan pula ketika buka puasa. Namun, itu pun dilakukan jika pasien memang mampu untuk berpuasa.
Berdasarkan pendapat sejumlah ahli kesehatan, puasa dapat memberikan berbagai manfaat bagi yang melaksanakannya, di antaranya untuk ketenangan jiwa, mengatasi stres, meningkatkan daya tahan tubuh, serta memelihara kesehatan dan kecantikan. Puasa selain bermanfaat untuk ketenangan jiwa agar terhindar dari stres, juga dapat menyehatkan badan dan dapat membantu penyembuhan bermacam penyakit.
Membimbing dalam berzakat baik itu zakat fitrah maupun zakat mal
Apabila kebetulan pasien dirawat menjelang idul fitri maka perawat sebaikna mengingatkan pasien atau pihak keluarga untuk mengeluarkan zakat fitrah.
Baca kitab suci Al- Quran bersama-sama dan jelaskan maknanya dalam kehidupan kita
Terutama ayat-ayat yang berhubungan dengan orang yang sakit, rahmat allah, karunia, dan kasih sayangnya supaya sang klien lebih termotivasi untuk sembuh.
Dalam quran disebutkan bahwa Al-quran adalah pelajaran dan obat bagi penyakit batin serta petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Penelitian di Florida, AS ada sebuah lembaga meneliti tentang menyembuhkan penyakit jiwa melalui pengaruh bacaan Al-quran. Sampel terdiri dari orang-orang yang mengerti bahasa Al-quran dan yang tidak mengerti, semuanya non islam dan mengalami gangguan jiwa. Ternyata bagi yang mengerti bacaan ayat Al-quran dapat memperoleh kesembuhan secara bertahap dan yang tidak mengerti bahasa Al-quran juga mengalami kesembuhan secar kurang intensif dibanding yang mengerti bahasa al-quran. Dengan membacanya atau mendengarkannya saja sudah bisa dibuktikan betapa besar daya pengaruh Al-quran bagi manusia yang mengalami gangguan jiwa, apalagi bagi yang sehat dan dapat berpikir dengan jernih. sudah barang pasti kaalu dikaji dan dilaksanakan semua ajarannya, dijamin, niscaya akan mendatangkan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Menuntun dzikir kepada Allah
Dengan berdzikir, hati seorang akan terasa tentram. Ini adalah mutlak, tercantum dalam Al-quran surat al-ra’du : 28 dan sabda Rasulullah SAW bawa dzikir kepada Allah adalah pengobat hati, dengan syarat ia harus beriman dan ikhlas. hal ini sesuai dengan penelitian Dr.Moh.Sholeh M.pd. karena pada hakikatnya sahalat adalah dzikir, maka dzikir yang ikhlas akan mendatangkan rasa senang, optimis, dan persepsi positif.
Ceritakan kisah-kisah dari tokoh-tokoh Islam
Cerita tokoh Islam yang memiliki penyakit yang parah contohnya Nabi Ayub as. Dikatakan bahwa beliau terkena penyakit kulit yang dahsyat sehingga manusia-manusia enggan untuk mendekatinya, namun beliau digambarkan sebagai sosok manusia yang paling sabar, bahkan bisa dikatakan bahwa beliau berada di puncak kesabaran. Allah SWT telah memujinya dalam kitab-Nya yang berbunyi:
“Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub) seorang yang sabar. Dialah sebaih-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya).” (QS. Shad: 44)
Perawat bisa menjelaskan bahwa banyak manfaat yang bisa diambil dari kondisi sakit kita, diantaranya bisa lebih mengingat dan bergantung pada Allah, bisa dihapus dosa kita terutama jika kita sabar terhadap penyakit, dsb
Membimbing untuk bersabar dan rela terhadap ketentuan Allah SWT.
” Barang siapa sakit pada malam hari, ia sabar dan rela terhadap ketentuan Allah SWT dalam menderita sakit maka lepaslah ia dari dosa-dosanya seperti pada waktu ia lahir dari kandungan ibunya” HR. Hakim
Abu Hurairoh RA berkata bahwa Rasululloh SAW bersabda:
” Barang siapa dikehendaki kebaikan oleh Allah SWT, maka ia akan diberi ujian” HR. Bukhari”
Yaitu diuji dengan berbagai cobaan, baik itu sakit maupun selain itu kemudian Allah SWT memberi pahala dengan jalan itu ia bersabar dan rela (ikhlas).
Selain itu, ajaran Islam seorang muslim dilarang berputus asa atas segala cobaan yang Allah berikan, sebagaimana firman Allah SWT:
Artinya: Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir (QS. Yusuf: 87)
”Dan orang-orang kafir kepada ayat-ayat Allah SWT dan pertemuan dengan dia, mereka putus asa dari rahmatku, dan mereka mendapat azab pasti (QS. Al. Hajr:23)
Juga disaat-saat menghadapi sakarataul maut maka hendaklah ia memperbaiki sangkaanya kepada Allah SWT.
Dari Abu Hurairoh bahwa Nabi bersabda:
”Firman Allah yang Maha Mulia lagi maha besar: Aku berada disisi sangkaan hambaku saja, yaitu menuruti sangkaan hambaku ketika ia menyangka terhadap aku” (HR. Bukhari Muslim)
Manganjurkan untuk memperbanyak dzikir dan berdo’a
Artinya: ”Dan apabila hamba-hambaku bertanya: Padamu tentang Aku, maka jawablah bahwasannya Aku adalah dekat, Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepadaku….” (QS. Al Baqarah: 186)
Sebelum pasien pulang, perawat membimbing pasien dan keluarga untuk berdoa (mensyukuri nikmat sembuh)
“Wahai Tuhanku, bahwasanya aku memohon kelapangan dalam waktu yang dekat, kesabaran yang sempurna, rizki yang luas, terhindar dari segala bala. Ya Allah aku memohon kepada Engkau untuk pandai mensyukuri nikmat sehat yang Engkau limpahkan. Ya Allah aku memohon kepada Engkau kecukupan dari manusia (tidak memerlukan kepada orang lain). Tak ada daya dan tak ada tenaga, kekuatan melainkan dengan Allah yang Mahatinggi lagi maha besar.
Orang yang cerdas secara spiritual, ia harus dapat merasakan kehadiran dan peranan Allah dalam hidupnya. “Spiritual intelligence is the faculty of our non-material dimension- the human soul,” kata Khalil Khawari. Ia harus sudah menemukan makna hidupnya dan mengalami hidup yang bermakna. Ia tampak pada orang-orang di sekitarnya sebagai “orang yang berjalan dengan membawa cahaya.” (Al-Quran 6:122) Ia tahu ke mana ia harus mengarahkan. Itulah perawat yang harus bisa menjadi cahaya yang mampu menunjukkan klien nya jalan yang bisa menyelamatkannya tidak hanya urusan sakit di dunia saja tapi juga untuk akhirat kelak.
Sumber:
- Ash Shiddieqy, HAsbi.1951.pedoman shalat.jakarta.penerbit bulan bintang
- http://www.wikipedia.com
- http://islampos.com/tata-cara-sholat-orang-yang-sakit-49643/
- http://keperawatanreligionekaratna.wordpress.com/2013/05/20/peran-perawat-dalam-membimbing-ibadah-pasien-2/, akses tgl 27/11/2013.
Sebagai perawat muslim yang baik, kita harus bisa mendampingi dan membantu pasien dalam kegiatannya. Contohnya ketika makan, minum obat, membersihkn diri, sampai beribadah. Perawat harus tahu kebutuhan beribadah pasiennya sesuai dengan agama yang dianut pasiennya.
Seorang muslim diwajibkan untuk menjalankan shalat 5 waktu, bagaimanapun keadaannya. Termasuk ketika sakit. Bagi mereka yang sakit melakukan ibadah sangat sulit.Dalam hal ini yang membantu pasien adalah seorang perawat karena sebagaimana ketahui bahwa perawat sebagai pendamping pasien, perawat sebagai penolong pasien, dan perawat sebagai partner pasien. Pendek kata, perawat berperan sebagai motivator dan edukator bagi pasien yang ditanganinya.
Adapun peran perawat dalam membantu pasien dalam beribadah yaitu:
Membimbing sholat
Setelah perawat mengkaji agama pasien, yang harus dilakukan adalah menanyakan apakah pasien kita mampu melakukan ibadahnya . Jadi, tugas kita disini adalah mendampingi pasien tersebut dan membantu segala keterbatasan fisiknya. Tentu bantuan disini disesuaikan dengan agama pasien dan bagaimana keadaan pasien sendiri. Apabila dia muslim maka:
Perawat hendaknya mengingatkan apabila waktu sholat telah datang.
“Bukanlah menghadap wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, tetapi
sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan yang mendermakan harta-harta yang dicintai kepada kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang dalam perjalanan, para peminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya, menegakkan shalat dan menunaikan zakat, dan orang-orang yang menepati janji apabila mereka berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam saat peperangan. Mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.” (QS.Al-Baqarah : 177)
“Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu’” (Al-Baqarah : 238)
Berikut langkah- langkahnya :
Pertama, kita menjelaskan fasilitas yang ada di kamar perawatan (nurse call, telepon, fasilitas kamar mandi, arah kiblat). Lalu tanyakan kepada pasien apakah akan melakukan sholat.
Kedua,mengkaji apakah pasien mampu atau tidak melakukan sholat sendiri. Apabila pasien tidak dapat melakukan sholat sendiri maka perawat harus bisa membantu pasien,mulai dari wudlu/tayamumnya (apabila tidak bisa menggunakan air) dan mempersiapkan peralatan untuk tayamum dan pendampingan saat sholat. Apabila dia mampu melakukan sholat sendiri maka perawat hanya mengarahkan Pasien tersebut untuk melakukan sholat.
Namun bila ada keterbatasan gerak sehingga pasien tersebut tidak dapat berdiri peran perawat adalah membantu pasien untuk bersandar pada tembok, jika masih tidak sanggup bersandar maka perawat mengubah posisi pasien tersebut duduk untuk shalat. Jika pasien masih tidak sanggup duduk, maka posisi pasien pada saat sholat sambil berbaring menghadap kiblat dengan miring di sisi kanan dapat dilakukan. Jika tidak mampu untuk menghadap kiblat maka sholatlah sesuai dengan arah posisinya. jika pasien tidak mampu berbaring, maka sholatlah dengan posisi terlentang, kedua kakinya diarahkan ke arah kiblat dan kepalanya diangkat sedikit untuk mengarahkan ke kiblat. Jika kakinya tidak bisa diarahkan ke kiblat maka sholatlah sesuai dengan posisinya. Jika masih tidak mampu maka jelaskan kepada pasien bahwa diperbolehkan shalat dengan isyarat,misalnya dengan gerakan kepala, jika kepala tidak bisa maka boleh menggunakan isyarat mata dengan cara pada saat ruku ataupun sujud dengan kedipan mata.
Untuk itulah perawat wajib memberitahukan hal-hal diatas kepada pasien ataupun keluarga pasien. sebagaimana firman ALLAH SWT yang Artinya : Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. (Q.S: 2;185). selain firman diatas adalagi firman dari ALLAH SWT yang artinya: Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah. (Q.S : 64;16). jika pasien tidak dapat berbuat apapun, maka pasien tersebut wajib kita bimbing untuk bershalat dengan cara pasien tersebut nershalat dengan hatinya. diniatkan dalam hatinya kalau kita sedang shalat sambil membayangkan gerakan shalat.
Membingbing pasien dalam berpuasa jika memungkinkan
Perawat hendaknya membangunkan waktu sahur dan membimbing niat serta mengingatkan waktu imsak ,dan mengingatkan pula ketika buka puasa. Namun, itu pun dilakukan jika pasien memang mampu untuk berpuasa.
Berdasarkan pendapat sejumlah ahli kesehatan, puasa dapat memberikan berbagai manfaat bagi yang melaksanakannya, di antaranya untuk ketenangan jiwa, mengatasi stres, meningkatkan daya tahan tubuh, serta memelihara kesehatan dan kecantikan. Puasa selain bermanfaat untuk ketenangan jiwa agar terhindar dari stres, juga dapat menyehatkan badan dan dapat membantu penyembuhan bermacam penyakit.
Membimbing dalam berzakat baik itu zakat fitrah maupun zakat mal
Apabila kebetulan pasien dirawat menjelang idul fitri maka perawat sebaikna mengingatkan pasien atau pihak keluarga untuk mengeluarkan zakat fitrah.
Baca kitab suci Al- Quran bersama-sama dan jelaskan maknanya dalam kehidupan kita
Terutama ayat-ayat yang berhubungan dengan orang yang sakit, rahmat allah, karunia, dan kasih sayangnya supaya sang klien lebih termotivasi untuk sembuh.
Dalam quran disebutkan bahwa Al-quran adalah pelajaran dan obat bagi penyakit batin serta petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Penelitian di Florida, AS ada sebuah lembaga meneliti tentang menyembuhkan penyakit jiwa melalui pengaruh bacaan Al-quran. Sampel terdiri dari orang-orang yang mengerti bahasa Al-quran dan yang tidak mengerti, semuanya non islam dan mengalami gangguan jiwa. Ternyata bagi yang mengerti bacaan ayat Al-quran dapat memperoleh kesembuhan secara bertahap dan yang tidak mengerti bahasa Al-quran juga mengalami kesembuhan secar kurang intensif dibanding yang mengerti bahasa al-quran. Dengan membacanya atau mendengarkannya saja sudah bisa dibuktikan betapa besar daya pengaruh Al-quran bagi manusia yang mengalami gangguan jiwa, apalagi bagi yang sehat dan dapat berpikir dengan jernih. sudah barang pasti kaalu dikaji dan dilaksanakan semua ajarannya, dijamin, niscaya akan mendatangkan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Menuntun dzikir kepada Allah
Dengan berdzikir, hati seorang akan terasa tentram. Ini adalah mutlak, tercantum dalam Al-quran surat al-ra’du : 28 dan sabda Rasulullah SAW bawa dzikir kepada Allah adalah pengobat hati, dengan syarat ia harus beriman dan ikhlas. hal ini sesuai dengan penelitian Dr.Moh.Sholeh M.pd. karena pada hakikatnya sahalat adalah dzikir, maka dzikir yang ikhlas akan mendatangkan rasa senang, optimis, dan persepsi positif.
Ceritakan kisah-kisah dari tokoh-tokoh Islam
Cerita tokoh Islam yang memiliki penyakit yang parah contohnya Nabi Ayub as. Dikatakan bahwa beliau terkena penyakit kulit yang dahsyat sehingga manusia-manusia enggan untuk mendekatinya, namun beliau digambarkan sebagai sosok manusia yang paling sabar, bahkan bisa dikatakan bahwa beliau berada di puncak kesabaran. Allah SWT telah memujinya dalam kitab-Nya yang berbunyi:
“Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub) seorang yang sabar. Dialah sebaih-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya).” (QS. Shad: 44)
Perawat bisa menjelaskan bahwa banyak manfaat yang bisa diambil dari kondisi sakit kita, diantaranya bisa lebih mengingat dan bergantung pada Allah, bisa dihapus dosa kita terutama jika kita sabar terhadap penyakit, dsb
Membimbing untuk bersabar dan rela terhadap ketentuan Allah SWT.
” Barang siapa sakit pada malam hari, ia sabar dan rela terhadap ketentuan Allah SWT dalam menderita sakit maka lepaslah ia dari dosa-dosanya seperti pada waktu ia lahir dari kandungan ibunya” HR. Hakim
Abu Hurairoh RA berkata bahwa Rasululloh SAW bersabda:
” Barang siapa dikehendaki kebaikan oleh Allah SWT, maka ia akan diberi ujian” HR. Bukhari”
Yaitu diuji dengan berbagai cobaan, baik itu sakit maupun selain itu kemudian Allah SWT memberi pahala dengan jalan itu ia bersabar dan rela (ikhlas).
Selain itu, ajaran Islam seorang muslim dilarang berputus asa atas segala cobaan yang Allah berikan, sebagaimana firman Allah SWT:
Artinya: Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir (QS. Yusuf: 87)
”Dan orang-orang kafir kepada ayat-ayat Allah SWT dan pertemuan dengan dia, mereka putus asa dari rahmatku, dan mereka mendapat azab pasti (QS. Al. Hajr:23)
Juga disaat-saat menghadapi sakarataul maut maka hendaklah ia memperbaiki sangkaanya kepada Allah SWT.
Dari Abu Hurairoh bahwa Nabi bersabda:
”Firman Allah yang Maha Mulia lagi maha besar: Aku berada disisi sangkaan hambaku saja, yaitu menuruti sangkaan hambaku ketika ia menyangka terhadap aku” (HR. Bukhari Muslim)
Manganjurkan untuk memperbanyak dzikir dan berdo’a
Artinya: ”Dan apabila hamba-hambaku bertanya: Padamu tentang Aku, maka jawablah bahwasannya Aku adalah dekat, Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepadaku….” (QS. Al Baqarah: 186)
Sebelum pasien pulang, perawat membimbing pasien dan keluarga untuk berdoa (mensyukuri nikmat sembuh)
اللھم اني اسالك فرجا قریبا وصبرا جمیلا ورزقا واسعا والعافیة من جمیع البلاء واسالك تمام العافیة واسالك دوام العافیة واسالك الشكر علي العافیة واسالك الغني عن الناس ولاحول ولاقوة الا بالله العلي العظیم
Orang yang cerdas secara spiritual, ia harus dapat merasakan kehadiran dan peranan Allah dalam hidupnya. “Spiritual intelligence is the faculty of our non-material dimension- the human soul,” kata Khalil Khawari. Ia harus sudah menemukan makna hidupnya dan mengalami hidup yang bermakna. Ia tampak pada orang-orang di sekitarnya sebagai “orang yang berjalan dengan membawa cahaya.” (Al-Quran 6:122) Ia tahu ke mana ia harus mengarahkan. Itulah perawat yang harus bisa menjadi cahaya yang mampu menunjukkan klien nya jalan yang bisa menyelamatkannya tidak hanya urusan sakit di dunia saja tapi juga untuk akhirat kelak.
Sumber:
- Ash Shiddieqy, HAsbi.1951.pedoman shalat.jakarta.penerbit bulan bintang
- http://www.wikipedia.com
- http://islampos.com/tata-cara-sholat-orang-yang-sakit-49643/
- http://keperawatanreligionekaratna.wordpress.com/2013/05/20/peran-perawat-dalam-membimbing-ibadah-pasien-2/, akses tgl 27/11/2013.
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment