Search

Mush’ab bin Umair, Cerminan Diri Pemuda Islam

Posted by Zam on Thursday, March 28, 2013

“Aku telah mengetahui Mush’ab ini sebelumnya. Tidak ada pemuda Mekkah yang lebih dimanja oleh orang tuanya seperti dia. Kemudian ia meninggalkan semua itu karena cinta kepada Allah dan Rasul-Nya”
(Rasulullah)

Mush’ab bin Umair seorang remaja Quraisy yang mempunyai nama paling harum. Wajahnya yang rupawan, penampilannya yang selalu rapi, wangi, berasal dari keluarga bangsawan yang sangat dimanja oleh ibunya. Keberadannya selalu dinanti karena kecerdasan akal dan keanggunan penampilannya.

Dalam perjalanan hidupnya, para sejarawan dan periwayat menjelaskan bagaimana sosok seorang Mush’ab yang hidup dengan kecukupan harta, dengan kasih sayang sangat dari ibunya. Kemudian ia rela meninggalkan semuanya demi kecintaannya pada Allah dan Rasul-Nya. Kehidupannya berubah drastis setelah ia memutuskan secara sembunyi-sembunyi masuk Islam. Sampai kemudian berita keislamannya itu terdengar hingga ke seantero Mekkah, termasuk ibunya. Ibunya lalu mengurungnya dalam sebuah ruang di rumahnya. Kemudian karena kecerdikannya ia berhasil mengelabui ibu dan para penjaga rumahnya hingga ia berhasil meloloskan diri. Ia pun ikut hijrah ke Habasyah bersama sahabat atas titah Rasulullah.

Beberapa tahun kemudian Mush’ab kembali dari Habasyah. Ia akhirnya bertemu dengan ibunya yang membuatnya hampir dikurung lagi. Kemudian ibunya berkata “Pergilah sesukamu! Aku bukan ibumu lagi”. Mush’ab lalu menimpali “Wahai ibunda, saya ingin menyampaikan nasihat kepada ibunda. Dan ananda merasa kasihan kepadamu. Saksikanlah bahwah tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya”.

Mush’ab bin Umair syahid tatkala membawa panji Islam dalam perang Uhud. Dalam perang tersebut digambarkan bahwa Mush’ab dengan gagah berada di garda paling depan melindungi Rasulullah di saat semua pasukan turun dari medan perang. Ia tetap bertahan melindungi Rasulullah. Hatinya selalu mencemaskan keselamatan Rasulullah. Ia kemudian menerobos pasukan lawan. Pasukan tersebut menebas tangan kanannya hingga putus. Ia lalu merangkul panji tersebut dengan tangan kirinya. Setelah tangan kirinya terhunus pedang lawan hingga putus ia lalu mendekap dengan dadanya. Ia kemudian syahid setelah pasukan lawan menusuk punggungnya. Dan akhirnya panji Islampun jatuh bersama robohnya dirinya.

Setelah peristiwa tersebut Rasulullah beserta para sahabat menyisir medan perang. Kemudian menemukan Mush’ab dalam keadaan telungkup. Ketika hendak dishalatkan Rasulullah dan para sahabat tak menemukan kecuali sehelai kain yang jika digunakan untuk menutup kepalanya maka kakinya akan terbuka dan jika digunakan untuk menutup kakinya maka kepalanya akan terbuka. Rasulullah lalu menyuruh para sahabat untuk menutupkan kain tersebut pada kepalanya dan menutupkan idzkhir (rumput berbau harum yang digunakan dalam penguburan).

Sungguh kisah yang mengharukan dari perjalanan hidup sosok Mush’ab bin Umair. Seorang pemuda yang penuh semangat. Kecerdasan akalnya dan keanggunan penampilannya mampu memukau setiap orang. Ia selalu menjadi buah bibir dikalangan masyarakat. Hingga ia banyak dicari. Kehadirannya selalu dinanti.

Dari kisah Mush’ab di atas kita dapat mengambil pelajaran berharga. Yang pertama ia merupakan figur pemuda yang patut dijadikan teladan. Meski dia berasal dari keluarga bangsawan, kaya, cakep, cerdas dan sangat dimanja ibunya, ia rela meninggalkan semuanya dan hidup serba kekurangan. Hingga suatu saat Rasulullah dan para sahabat menemukannya dengan memakai jubah penuh tambalan.

Barang kali kalau di zaman sekarang ia sudah menjadi sosok artis. Dikagumi banyak orang. Di mana-mana selalu menjadi perbincangan. Namun ia tidak silau dengan semuanya. Hatinya telah menetapkan bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar. “Tidak ada ilah kecuali Allah, dan Muhammad adalah hamba dan utusannya”. Itu yang selalu diucapkannya. Hingga syahid menghampirinya.

Yang kedua, semangat, kecerdasan, dan keanggunan penampilannya menjadi cerminan bagi kita (terutamana bagi aktivis dakwah) bagaimana seharusnya kita menjadi pemuda Islam yang akan meneruskan perjuangannya menegakkan panji islam dimuka bumi ini. Dengan keanggunan penampilan yang dihiasi dengan kecerdasan akalnya itulah yang membuat Mush’ab banyak dicari. Kata-katanya mampu menyihir setiap pendengarnya. Hingga dakwahnya mudah diterima di kalangan masyarakat. Wallahu a'lam bish shawab. [Ukhtu Emil]

{ 0 comments... read them below or add one }

Post a Comment