Peristiwa kebakaran yang menimpa Kantor Sekretariat Negara (Setneg), Kamis (21/3) sore lalu, disesalkan banyak pihak. Pasalnya, banyak dokumen milik negara, termasuk dokumen kasus Century, disimpan di gedung itu. Jika sampai dokumen tersebut ikut terbakar, maka proses pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara sebesar Rp6,7 triliun itu akan semakin sulit.
"Cukup beralasan apabila ada yang menduga bahwa berkobarnya api di Gedung Setneg dalam rangka menghilangkan jejak atau bukti skandal bailout Bank Century, dan berbagai asumsi-asumsi liar lainnya," kata Anggota Timwas Century, Indra seperti dikutip Waspada, Sabtu (23/3).
Menurut Indra, terbakarnya Gedung Setneg yang berada di dalam kompleks Istana Negara merupakan insiden yang buruk dan memalukan. Kebakaran itu menunjukkan lemah dan rapuhnya sistem keselamatan dan keamanan yang ada di kompleks Istana Negara.
“Apabila kompleks Istana Negara merupakan objek super vital, api berkobar begitu besar dan lama dipadamkan, apalagi areal-areal lainnya dari sabang sampai meroke. Sebegitu rapuhnya kah negara besar bernama Indonesia ini? Apa kata dunia melihat kerapuhan ini?,” tandanya.
Walau sebenarnya, tegas Indra lagi, ia tidak yakin sebagai negara besar, teknologi berkembang pesat di negeri ini, putra – putri bangsa yang cerdas-cerdas dan berlian, masih ada kejadian itu.
Lebih lanjut, Indra menjelaskan bahwa kenyataannya objek paling vital di negeri ini terbakar begitu saja. Karena itu tidak aneh apabila muncul pertanyaan apakah gedung Setneg terbakar atau dibakar?
Karenanya ia mendesak Setneg agar memastikan bahwa tidak ada dokumen Century yang hilang atau terbakar, sehingga tidak ada lagi dugaan negatif yang berkembang.
“Saya mendesak agar Sekretaris Negara mengumumkan dan memastikan bahwa seluruh dokumen, rekaman, risalah rapat, catatan, dan surat-menyurat terkait denga latar belakang mengenai bantuan bailout Bank Century 6,7 Triliun & lahirnya Perpu no 4 tahun 2008 mengenai kebijakan soal bailout Bank Century, aman dan tidak terbakar/tidak hilang,” tandasnya. [JJ/Wsp/bsb]
"Cukup beralasan apabila ada yang menduga bahwa berkobarnya api di Gedung Setneg dalam rangka menghilangkan jejak atau bukti skandal bailout Bank Century, dan berbagai asumsi-asumsi liar lainnya," kata Anggota Timwas Century, Indra seperti dikutip Waspada, Sabtu (23/3).
Menurut Indra, terbakarnya Gedung Setneg yang berada di dalam kompleks Istana Negara merupakan insiden yang buruk dan memalukan. Kebakaran itu menunjukkan lemah dan rapuhnya sistem keselamatan dan keamanan yang ada di kompleks Istana Negara.
“Apabila kompleks Istana Negara merupakan objek super vital, api berkobar begitu besar dan lama dipadamkan, apalagi areal-areal lainnya dari sabang sampai meroke. Sebegitu rapuhnya kah negara besar bernama Indonesia ini? Apa kata dunia melihat kerapuhan ini?,” tandanya.
Walau sebenarnya, tegas Indra lagi, ia tidak yakin sebagai negara besar, teknologi berkembang pesat di negeri ini, putra – putri bangsa yang cerdas-cerdas dan berlian, masih ada kejadian itu.
Lebih lanjut, Indra menjelaskan bahwa kenyataannya objek paling vital di negeri ini terbakar begitu saja. Karena itu tidak aneh apabila muncul pertanyaan apakah gedung Setneg terbakar atau dibakar?
Karenanya ia mendesak Setneg agar memastikan bahwa tidak ada dokumen Century yang hilang atau terbakar, sehingga tidak ada lagi dugaan negatif yang berkembang.
“Saya mendesak agar Sekretaris Negara mengumumkan dan memastikan bahwa seluruh dokumen, rekaman, risalah rapat, catatan, dan surat-menyurat terkait denga latar belakang mengenai bantuan bailout Bank Century 6,7 Triliun & lahirnya Perpu no 4 tahun 2008 mengenai kebijakan soal bailout Bank Century, aman dan tidak terbakar/tidak hilang,” tandasnya. [JJ/Wsp/bsb]
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment