Jakarta – Jamban Panyileukan : Dalam rangka memperingati hari AIDS sedunia yang jatuh pada tanggal 1 Desember 2013, negeri ini kembali disuguhi ide sesat dan menyesatkan hasil kerjasama Kemenkes dengan KPAN serta perusahaan kondom dalam kampanye pembagian kondom gratis, yang dibungkus dengan judul “Pekan Kondom Nasional”.
Melihat judul yang disematkan pada acara pelegalan seks bebas ini, semakin tampak jelas kebobrokan negeri ini yang tiada habisnya. Sehalus apa pun bahasa yang disematkan pada acara kampanye seks bebas yang disponsori perusahaan kondom ini, tetap saja tidak memberi pengaruh signifikan terhadap penurunan jumlah penderita AIDS maupun menekan laju jumlah penderita, karena pemakaian kondom telah terbukti tidak mampu mengatasi penularan AIDS. Solusi macam apa yang diberikan oleh Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi, dalam penanggulangan AIDS?? Menggelontorkan dana sekitar 25 Milyar demi kampanye seks bebas? Luar biasa..
Alasan kampanye ini adalah harapan akan adanya perubahan perilaku seks bebas dan resikonya, seperti penularan penyakit seksual dan AIDS. Padahal tidak pernah ada bukti bahwa kondom dapat menyelesaikan masalah AIDS. Kalau itu terbukti, pengidap AIDS di dunia ini harusnya berkurang. Namun ternyata malah naik terus. Justru dengan adanya kondomisasi, seks bebas akan semakin menjadi-jadi. Bila kondom tidak mampu mengatasi persoalan AIDS, mengapa pemerintah masih saja memilih metode sesat menyesatkan ini untuk mengatasi persoalan perilaku seks bebas dan solusi masalah AIDS. Bagaimana mungkin perilaku seks bebas bisa berubah dengan memfasilitasi pelaku dengan kondom gratis? Ada misi liberal dalam hal ini?..Sudah tentu.
Arus liberalisasi yang menyerang negeri ini sudah sedemikian hebat sampai merasuk ke dalam jajaran pemerintah, hingga tak heran bila kemudian bisa timbul ide absurd seperti kampanye kondom ini. Sudah tak malu-malu lagi, kampanye ini kurang lebih berpesan, silahkan melakukan seks bebas asal memakai kondom. Makin hancur sajalah tatanan moral kita dengan himbauan seks bebas ini. Bila negara barat saja sudah tidak berhasil menekan laju penyebaran AIDS dengan metode konyol ini, mengapa kita masih saja membebek dan tetap menjalankan hal yang tak ada manfaatnya? Jangan jadikan momen tahunan “HARI AIDS SEDUNIA” sebagai tameng berjualan kondom dan legalisasi perzinaan yang dibungkus dengan kampanye seks bebas.
Liberalisme adalah salah satu bagian dari Westernisasi, yakni sebuah proyek ideologi yang telah memprovokasi anak-anak muda Indonesia untuk melawan institusi dan aturan keagamaan. Anehnya, proyek ini didukung oleh pemerintah yang kini memang bukan lagi membawa nilai-nilai Pancasila, tetapi liberal. Pemberian kondom yang digagas oleh Menkes, Nafsiah Mboi, yang telah murtad ini merupakan salah satu proyek liberalisasi.
Perlu diketahui!.Setiap kondom itu mempunyai serat. Memang, jika kondom dimasukkan air, seakan-akan air tidak keluar. Namun sesungguhnya, kondom itu memiliki pori-pori yang besarnya seperenampuluh mikron ketika masih baru dan belum digunakan. Sedangkan ukuran pori-pori kondom saat digunakan (meregang) akan membesar menjadi 1/6 mikron. Sementara virus HIV/AIDS mempunyai ukuran 1/250 mikron sehingga sangat jauh lebih kecil dari pori-pori kondom, oleh karenanya tentu dapat menembus. Jadi, seandainya ada anak-anak remaja berzina menggunakan 10 lapis kondom pun, virus-virus HIV/AIDS masih tetap bisa bebas menembus keluar dari pori-pori kondom itu. Pantaskah KONDOM menjadi solusi??.. [KbrNet/Slm]
by KabarNet
sumber : http://kabarnet.wordpress.com/2013/12/02/menteri-kondom-antek-liberal-perusak-moral-bangsa/, akses tgl 03/12/2013.
Melihat judul yang disematkan pada acara pelegalan seks bebas ini, semakin tampak jelas kebobrokan negeri ini yang tiada habisnya. Sehalus apa pun bahasa yang disematkan pada acara kampanye seks bebas yang disponsori perusahaan kondom ini, tetap saja tidak memberi pengaruh signifikan terhadap penurunan jumlah penderita AIDS maupun menekan laju jumlah penderita, karena pemakaian kondom telah terbukti tidak mampu mengatasi penularan AIDS. Solusi macam apa yang diberikan oleh Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi, dalam penanggulangan AIDS?? Menggelontorkan dana sekitar 25 Milyar demi kampanye seks bebas? Luar biasa..
Alasan kampanye ini adalah harapan akan adanya perubahan perilaku seks bebas dan resikonya, seperti penularan penyakit seksual dan AIDS. Padahal tidak pernah ada bukti bahwa kondom dapat menyelesaikan masalah AIDS. Kalau itu terbukti, pengidap AIDS di dunia ini harusnya berkurang. Namun ternyata malah naik terus. Justru dengan adanya kondomisasi, seks bebas akan semakin menjadi-jadi. Bila kondom tidak mampu mengatasi persoalan AIDS, mengapa pemerintah masih saja memilih metode sesat menyesatkan ini untuk mengatasi persoalan perilaku seks bebas dan solusi masalah AIDS. Bagaimana mungkin perilaku seks bebas bisa berubah dengan memfasilitasi pelaku dengan kondom gratis? Ada misi liberal dalam hal ini?..Sudah tentu.
Arus liberalisasi yang menyerang negeri ini sudah sedemikian hebat sampai merasuk ke dalam jajaran pemerintah, hingga tak heran bila kemudian bisa timbul ide absurd seperti kampanye kondom ini. Sudah tak malu-malu lagi, kampanye ini kurang lebih berpesan, silahkan melakukan seks bebas asal memakai kondom. Makin hancur sajalah tatanan moral kita dengan himbauan seks bebas ini. Bila negara barat saja sudah tidak berhasil menekan laju penyebaran AIDS dengan metode konyol ini, mengapa kita masih saja membebek dan tetap menjalankan hal yang tak ada manfaatnya? Jangan jadikan momen tahunan “HARI AIDS SEDUNIA” sebagai tameng berjualan kondom dan legalisasi perzinaan yang dibungkus dengan kampanye seks bebas.
Liberalisme adalah salah satu bagian dari Westernisasi, yakni sebuah proyek ideologi yang telah memprovokasi anak-anak muda Indonesia untuk melawan institusi dan aturan keagamaan. Anehnya, proyek ini didukung oleh pemerintah yang kini memang bukan lagi membawa nilai-nilai Pancasila, tetapi liberal. Pemberian kondom yang digagas oleh Menkes, Nafsiah Mboi, yang telah murtad ini merupakan salah satu proyek liberalisasi.
Perlu diketahui!.Setiap kondom itu mempunyai serat. Memang, jika kondom dimasukkan air, seakan-akan air tidak keluar. Namun sesungguhnya, kondom itu memiliki pori-pori yang besarnya seperenampuluh mikron ketika masih baru dan belum digunakan. Sedangkan ukuran pori-pori kondom saat digunakan (meregang) akan membesar menjadi 1/6 mikron. Sementara virus HIV/AIDS mempunyai ukuran 1/250 mikron sehingga sangat jauh lebih kecil dari pori-pori kondom, oleh karenanya tentu dapat menembus. Jadi, seandainya ada anak-anak remaja berzina menggunakan 10 lapis kondom pun, virus-virus HIV/AIDS masih tetap bisa bebas menembus keluar dari pori-pori kondom itu. Pantaskah KONDOM menjadi solusi??.. [KbrNet/Slm]
by KabarNet
sumber : http://kabarnet.wordpress.com/2013/12/02/menteri-kondom-antek-liberal-perusak-moral-bangsa/, akses tgl 03/12/2013.
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment