Search

Siapa Diuntungkan Pekan Kondom Nasional?

Posted by Zam on Monday, December 2, 2013

KEBIJAKAN Menteri Kesehatan (Nafsiah Mboi), sungguh mengejutkan. Bagaimana tidak? Menkes baru ini mewacanakan membagikan kondom untuk remaja secara gratis bersama KPAN & DKT dari tanggal 1-7 Desember 2013 dalam rangka menekan angka kehamilan tak diinginkan atau menekan angka aborsi yang terus meningkat. Menkes mendorong penggunaan kondom untuk kelompok seks berisiko, tak terkecuali remaja yang terlibat perilaku seks berisiko

Parahnya kebijakan ini didukung oleh MPR. Jelas kebijakan ini menuai pro-kontra di tengah masyarakat. Alih-alih menekan angka aborsi dan kehamilan tak diinginkan, kebijakan ini justru semakin menguatkan pergaulan bebas di kalangan remaja. Pembagian kondom secara gratis menunjukkan pelegalan seks bebas oleh Negara. Data BKKBN tahun 2011 hingga tahun 2012 menunjukkan setiap tahunnya sekitar 600.000 remaja putri kehilangan keperawanannya. Pembagian kondom ini seolah-olah menyiratkan bahwa “tidak masalah hubungan seks asalkan menggunakan kondom yang bisa mencegah kehamilan”. Setujukah Anda wahai kaum perempuan?

Fakta seks bebas

Fenomena seks bebas di kalangan remaja ibarat gunung es, Fakta yang nampak belum seberapa jika dibandingkan dengan fakta yang sebenarnya. Sebenarnya banyak upaya yang dilakukan pemerintah untuk menuntaskan masalah seks bebas ini, tapi justru kebijakannya malah kotradiktif. Angka freesex semakin meningkat dan tidak pernah tuntas sampai ke akar-akarnya. Program KRR yang digulirkan ke sekolah-sekolah sejatinya malah menginspirasi para remaja untuk melakukan seks bebas. Mereka merasa penasaran dengan organ reproduksi dan sebagainya sehingga mencoba untuk mempraktikkannya dengan dalih “cinta dan kebebasan” Na’udzubillah. Terlebih saat MenKes mempropagandakan hal itu, pastinya angka freesex akan bertambah lagi. Bisa dibayangkan saat remaja menerima kondom itu, kemudian terdorong untuk

menggunakannya dengan dalih pemanfaatan, dan itu dilakukannya pada teman atau pacarnya yang belum halal baginya. Kondomisasi ini tujuannya hanya menguntungkan para kapitalis (pemilik modal) tanpa menghiraukan kemuliaan perempuan, atau dapat dikatakan bahwa kondom adalah alat pemancing penjualan kaum perempuan. Sebab promosi kondom ini akan menaikkan tingkat penjualan kedepannya. Ini sungguh menyedihkan dan mengerikan. Berapa banyak lagi remaja yang akan terinspirasi melakukan seks bebas?

Sungguh ironis negeri ini! ingin mengurangi angka aborsi maupun HIV/AIDS justru menawarkan solusi “kondomisasi”, yang notabene malah membuka lebar-lebar jalur seks bebas yang akhirnya akan membawa pada kerusakan generasinya. Padahal Negeri tercinta ini dikenal dengan mayoritas kaum muslim. Dimana kaum muslim adalah diwajibkan terikat pada aqidahnya. Islam mengharamkan perzinahan. Jangankan perzinahan, berdua-duaan (berkhalwat) dengan non mahrom saja islam melarang, sebab Islam adalah agama sekaligus ideologi yang berasal dari Pencipta manusia. Allah SWT telah memberikan Islam sebagai petunjuk dalam menjalankan kehidupan. Sedangkan saat ini bukanlah Islam yang terterapkan hukumnya, melainkan Sistem Demokrasi-kapitalisme liberal. Liberal dengan dalih “kebebasannya”, demokrasi dengan dalih “dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat” sejatinya menafikkan adanya Tuhan dalam mengatur kehidupan. Ditambah lagi kapitalisme dengan dalihnya memisahkan agama dengan kehidupan telah berhasil menjadikan ummat muslim jauh dari aturan Islam, jauh dari agamanya. Maka tak heran Indonesia saat ini terus disuguhkan dengan berbagai bencana, maupun masalah yang tak kunjung selesai seperti aborsi, korupsi, sex bebas, kemiskinan, dll. Dalam surah Al-A’raf: 96 Allah berfirman “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”.

Solusi tuntas

Oleh karena itu, sungguh tak layak bagi kita mempertahankan aturan yang bisa merusak generasi ini. Sejatinya, kita semua harus kembali kepada aturan Allah. Aturan Yang Maha Sempurna, Yang Maha Mengetahui mana yang terbaik untuk manusia dan tentunya aturan yang membawa manusia pada kesejahteraan dunia dan keselamatan akhirat. Itulah aturan Islam, dengan penegakkan Khilafah Islamiyah. Mengapa harus dengan Khilafah? Ya, sebab hanya Khilafah lah satu-satunya negara yang bisa menerapkan Islam secara kaffah (menyeluruh).

Pertama, Aqidah Islam menjadi dasar negara. Artinya warga Negara dalam Khilafah akan dipastikan menjadikan Aqidah Islam sebagai landasan melakukan perbuatan. Setiap muslim akan selalu merasa diawasi oleh ALLAH, sehingga dia akan takut jika melakukan maksiat terlebih zina yang merupakan dosa besar. Allah berfirman: “Sesungguhnya ALLAH mengetahui apa yang ghaib di langit dan di bumi. Dan Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Hujurat: 18). Banyak ayat yang menjelaskan hal ini, sehingga negara akan mengkondisikan bahwa warga negaranya takut kepada ALLAH didasari keimanan yang kuat.

Kedua, keluarga menerapkan pendidkan berdasarkan aqidah Islam dan ahlaqul karimah. Keluarga merupakan benteng untuk menjaga pondasi keimanan generasi agar tetap kokoh. Anak-anak yang terlahir akan dididik berdasar aqidah Islam dan senantiasa dikondisikan dengan nilai-nilai Islam.

Ketiga, masyarakat menjalankan fungsinya untuk amar ma’ruf nahi munkar. Setiap ada gejala pelaku seks bebas seperti berdua-duaan atau pacaran, maka masyarakat akan mengingatkannya Karena kasih saying pada saudaranya karena masing-masing memahami bahwa kaum mukmin bersaudara sehinga takkan rela saudaranya tercebur pada lembah maksiat.

Keempat, negara menerapkan sanksi yang tegas pada pelaku seks bebas. Bagi yang belum menikah, maka akan dikenakan cambuk 100 kali sebagaimana firman ALLAH dalam QS. An-Nur ayat 2: “Perempuan yang berzina dengan laki-laki yang berzina, hendaklah kamu dera tiap-tiap satu dari keduanya itu dengan seratus kali deraan. Dan janganlah kamu dipengaruhi oleh perasaan kasihan kepada keduanya di dalam menjalankannya (ketentuan) agama ALLAH yaitu jika kamu sebenarnya beriman kepada ALLAH dan hari akhir. Dan hendaklah hukuman keduanya itu disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman”. Sementara itu, bagi yang sudah menikah maka akan dikenakan sanksi rajam. Sanksi yang tegas ini akan mencegah siapapun melakukan seks bebas dan membuat jera para pelakunya. Sekaligus menjadi penebus dosanya di akhirat kelak. Sehingga generasinya menjadi terlindungi kemuliaannya. Inilah gambaran Khilafah menuntaskan permasalah seks bebas.

Wahai Generasi Muda!

Kondomisasi merupakan program buruk, menguntungkan para kapitalis (pemilik modal) sekaligus menghancurkan masa depan generasi bangsa. Kini, sudah sangat jelas bahwa satu-satunya solusi untuk mencegah seks bebas, kehamilan tak diinginkan dan aborsi adalah dengan menerapkan Islam kaffah dalam wadah Khilafah Islamiyah bukan dengan kondomisasi yang justru menyuburkan seks bebas tersebut. Saatnya kita cerdas menyikapi setiap fakta yang terjadi di sekitar kita dan turut andil dalam perubahan. Sebab perubahan itu ada di tangan kita, apalagi mahasiswa dikatakan sebagai The Agent Of Change ( Agen Perubahan ) Tentunya perubahan yang lebih baik yaitu dengan turut memperjuangkan tegaknya Khilafah Islamiyah, yang akan melindungi kemuliaan perempuan dan kesejahteraan ummat.

Wallâh a’lam bi ash-shawâb. []

Oleh: Zahra Qonita Al Maisaroh, Mahasiswi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Halu Oleo & Anggota Media Nisa MHTI Sultra.
sumber : http://www.islampos.com/siapa-diuntungkan-pekan-kondom-nasional-88620/, akses tgl 03/12/2013.

{ 0 comments... read them below or add one }

Post a Comment