Khutbah Jum’at: Tazkiyatun Nafs - Kini kita berada di Jum'at kedua bulan Jumadil Awal 1434 H. Tepatnya tanggal 10 Jumadil Awal 1434 H, bertepatan 22 Maret 2013.
Dewasa ini, tantangan hidup dan arus informasi semakin deras. Efeknya bisa membuat hati terbawa semakin keras. Sulit ikhlas, sulit menemukan kedamaian; tanda hati tak bersih lagi. Padahal hati yang bersih membawa ketenangan dan kedamaian di dunia, sekaligus membawa kebahagiaan hakiki di akhirat nanti. Agar kita kembali perhatian terhadap pembersihan hati dan penyucian jiwa, Khutbah Jum'at edisi 10 Jumadil Awal 1434 H yang bertepatan dengan 22 Maret 2013 ini mengambil tema "Tazkiyatun Nafs".
***
KHUTBAH PERTAMA
إنَّ الحَمْدَ لله، نَحْمَدُه، ونستعينُه، ونستغفرُهُ، ونعوذُ به مِن شُرُورِ أنفُسِنَا، وَمِنْ سيئاتِ أعْمَالِنا، مَنْ يَهْدِه الله فَلا مُضِلَّ لَهُ، ومن يُضْلِلْ، فَلا هَادِي لَهُ.
أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدًى
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah,
Marilah kita senantiasa berusaha meningkatkan ketaaqwaan kita kepada Allah Azza wa Jalla. Diawali dengan hadirnya rasa syukur atas beragam karunia yang kita rasa. Terutama nikmat iman yang tetap bersemayam dalam jiwa kita. Yang karenanya kita dipanggil Allah dengan panggilan spesial: yaa ayyuhal ladziina aamanuu. Dan kepada alladziina aamanuu itulah pesan taqwa diarahkan. Sebab tanpa iman tidak mungkin ada taqwa. Sebagai orang beriman, kita kemudian terpanggil dengan perintah Allah untuk menunaikan shalat Jum'at. Sebagai orang beriman kita kemudian mendengar dengan tenang untuk kemudian mengamalkan pesan-pesan taqwa dalam khutbah jum'at.
Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah,
Tantangan hidup yang semakin keras dewasa ini sering kali membuat kita lalai. Kita berpikir jangka pendek, menuruti apa yang didiktekan oleh media yang mengarahkan gaya hidup kita. Sehingga waktu kita pun hampir seluruhnya tersita untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, mengejar dunia sedapat-dapatnya. Islam tidak pernah melarang umatnya menjadi kaya, bahkan dianjurkan kaya agar bisa membantu sesama dan menolong agama, dengan zakat dan beragam amal maliyah lainnya. Namun, sering kali kesibukan kita mengejar dunia menjadikan hati dan jiwa kita penat, bahkan terkadang keras. Sulit ikhlas, sulit khusyu' dalam beribadah dan sulit husnudhan kepada Allah dan sesama umat. Jika demikian, alamat hati kita tidak sehat. Padahal, harta sebanyak apapun tidak bisa menyelamatkan manusia kelak ketika berjumpa dengan Tuhannya, tanpa disertai dengan hati yang sehat, hati yang selamat, yang dalam istilah Al-Qur'an disebut "qalbun salim."
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ . إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih, (QS. Asy-Syu'ara : 88-89)
Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah,
Ayat di atas sekaligus menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan hati, kesucian jiwa. Agar kita memiliki qalbun salim. Qalbun salim yang dijaga dengan tazkiyatun nafs bukan hanya bermanfaaat di akhirat, melainkan juga di dunia. Qalbun salim membuat jiwa tenang dan damai, serta membawa kebahagiaan karena hidup di atas kebenaran iman dan petunjuk Islam. Lalu bagaimana kita agar sukses menjaga qalbun salim dengan tazkiyatun nafs?
Pertama, Mengilmui
Tazkiyatun nafs atau penyucian jiwa yang benar haruslah berlandaskan ilmu agama yang benar. Sebagaimana hati yang bersih itu berangkat dari aqidah yang benar, maka ilmu dan pemahaman tentang aqidah kita juga harus benar. Hati yang bersih, pondasinya adalah ikhlas; yaitu meniatkan segala amal ibadah hanya untuk Allah. Dan itu pula yang kita dapati mengapa surat yang keseluruhan ayatnya berbicara tentang tauhid dinamakan surat Al Ikhlas.
Kebaikan seseorang, termasuk pula kebersihan hati, bermuara dari ilmu agama yang dipahami lalu diamalkan. Meskipun, konotasi ilmu di sini tidak selalu mengarah kepada apa yang didapatkan dari pendidikan formal.
Raasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ
Siapa yang dikehendaki baik oleh Allah, niscaya ia dipahamkan dalam urusan agama (HR. Bukhari dan Muslim)
Kedua, Memperbesar Taat Menjauhi Maksiat
Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah,
Kiat kedua dalam tazkiyatun nafs adalah meningkatkaan ketaatan kepada Allah. Yakni dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Semakin kita taat kepada Allah, hati kita kian bersih, jiwa kita kian suci. Tetapi sebaliknya, jika kita menentang perintah Allah, melanggar larangan-Nya, sombong kepada-Nya, maka hati kita menjadi gelap, ternoda, keras, sakit dan makin dekat dengan kematiannya.
Langkah tazkiyatun nafs yang kedua ini sebenarnya amat dekat kaitannya dengan langkah pertama. Sebab ilmu yang hanya diketahui tanpa diamalkan, tidak berpengaruh dalam pembersihan jiwa. Bahkan seperti apa yang dialami oleh Bani Israil, mereka tahu banyak hal tentang apa yang dikehendaki Allah, tetapi mereka mengabaikan itu dan menjadikannya bahan perdebatan semata, maka hati mereka pun keras membatu.
Ibnu Qayyim Al Jauziyah berkata:
كل علم وعمل لا يزيد الايمان واليقين قوة فمدخول وكل ايمان لا يبعث على العمل فمدخول
"Setiap ilmu dan amal yang tidak menambah kekuatan dalam keimanan dan keyakinan, maka ia telah tercemar. Dan setiap keyakinan yang tidak mendorong untuk beramal, ia juga telah tercemar."
Agar kita giat memperbesar taat dan menjauhi maksiat, kita harus menanamkan muraqabatullah, merasa diawasi oleh Allah. Di manapun kita berada, baik di kala ramai maupun di saat sendiri. Baik terang-terangan maupun rahasia. Baik bersama banyak orang maupun dalam kesunyian, sesungguhnya Allah mengawasi kita. Maka kita pun malu jika hendak bermaksiat, sekaligus malu jika tidak menjalankan ketaaatan kepada-Nya.
وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Dan Dia bersama kamu dimanapun kamu berada. Dan Allah Maha Melihat segala apa yang kemu kerjakan(QS. Al Hadid : 4)
Ketiga, Muhaasabah
Jamaah Jum'at rahimakumullah,
Selanjutnya, untuk menjaga hati kita dengan tazkiyatun nafs, kita perlu membiasakan muhasabah, mengevaluasi diri kita. Secara rutin kita bisa mengambil momen tertentu sehingga bisa melakukan muhasabah secara periodik. Ada sahabat yang membiasakan diri sebelum tidur melakukan muhasabah, dan subhanallah, ia menjadi ahli surga karenanya.
Hal seperti itu bisa kita contoh. Dalam waktu khusus yang telah kita sediakan, secara rutin kita mengevaluasi hati kita sendiri. Apakah masih ada takabur dalam rentang waktu itu. Apakah masih ada ujub dalam rentang waktu itu. Apakah masih ada hasad terhadap sesama. Apakah masih ada ghill terhadap saudara. Dan sebagainya. Jika kita mendapati penyakit-penyakit hati tersebut, kita segera bertaubat dan beristighfar kepada Allah, seraya berkomitmen untuk memperbaiki diri.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Hai orag-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang diperbuatnya untuk hari esok. Bertaqwalah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. Al Hasyr : 18)
Keempat, berdoa
Ini hal yang tidak boleh kita lupakan. Berdoalah. Sebab Allah-lah Dzat yang membolak-balikkan hati. Maka memohonlah kepada-Nya agar hati ditetakan dalam keimanan, agar hati senantiasa dijaga sehingga menjadi bersih dan bening dengan penjagaanNya.
وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ أَبَدًا وَلَكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّي مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Sekiranya tidaklah karena Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya. Tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (QS. An Nur : 21)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengajarkan kepada kita sebuah doa dalam rangka tazkiyatun nafs:
اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِى تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا
Ya Allah, berikanlah kepada jiwaku ketaqwaan dan sucikanlah ia, Engkaulah sebaik-baik Dzat yang menyucikan jiwa (HR. Muslim)
وقل رب اغفر وارحم و انت خير الراحمين
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ وسَلّمْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ المُؤْمِنِيْنَ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنْ المُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلا تَدَعْ فِيْنَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُوْمًا.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَ كُلاًّ مِنَّا لِسَانًا صَادِقًا ذَاكِرًا، وَقَلْبًا خَاشِعًا مُنِيْبًا، وَعَمَلاً صَالِحًا زَاكِيًا، وَعِلْمًا نَافِعًا رَافِعًا، وَإِيْمَانًا رَاسِخًا ثَابِتًا، وَيَقِيْنًا صَادِقًا خَالِصًا، وَرِزْقًا حَلاَلاًَ طَيِّبًا وَاسِعًا، يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ رَبَّنَا احْفَظْ أَوْطَانَنَا وَأَعِزَّ سُلْطَانَنَا وَأَيِّدْهُ بِالْحَقِّ وَأَيِّدْ بِهِ الْحَقَّ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ
اللَّهُمَّ رَبَّنَا اسْقِنَا مِنْ فَيْضِكَ الْمِدْرَارِ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الذَّاكِرِيْنَ لَكَ في اللَيْلِ وَالنَّهَارِ، الْمُسْتَغْفِرِيْنَ لَكَ بِالْعَشِيِّ وَالأَسْحَارِ
اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.
رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ.
عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
[Khutbah Jum'at edisi 10 Jumadil Awal 1434 H bertepatan dengan 22 Maret 2013 M; Bersama Dakwah]
Dewasa ini, tantangan hidup dan arus informasi semakin deras. Efeknya bisa membuat hati terbawa semakin keras. Sulit ikhlas, sulit menemukan kedamaian; tanda hati tak bersih lagi. Padahal hati yang bersih membawa ketenangan dan kedamaian di dunia, sekaligus membawa kebahagiaan hakiki di akhirat nanti. Agar kita kembali perhatian terhadap pembersihan hati dan penyucian jiwa, Khutbah Jum'at edisi 10 Jumadil Awal 1434 H yang bertepatan dengan 22 Maret 2013 ini mengambil tema "Tazkiyatun Nafs".
***
KHUTBAH PERTAMA
إنَّ الحَمْدَ لله، نَحْمَدُه، ونستعينُه، ونستغفرُهُ، ونعوذُ به مِن شُرُورِ أنفُسِنَا، وَمِنْ سيئاتِ أعْمَالِنا، مَنْ يَهْدِه الله فَلا مُضِلَّ لَهُ، ومن يُضْلِلْ، فَلا هَادِي لَهُ.
أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدًى
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Marilah kita senantiasa berusaha meningkatkan ketaaqwaan kita kepada Allah Azza wa Jalla. Diawali dengan hadirnya rasa syukur atas beragam karunia yang kita rasa. Terutama nikmat iman yang tetap bersemayam dalam jiwa kita. Yang karenanya kita dipanggil Allah dengan panggilan spesial: yaa ayyuhal ladziina aamanuu. Dan kepada alladziina aamanuu itulah pesan taqwa diarahkan. Sebab tanpa iman tidak mungkin ada taqwa. Sebagai orang beriman, kita kemudian terpanggil dengan perintah Allah untuk menunaikan shalat Jum'at. Sebagai orang beriman kita kemudian mendengar dengan tenang untuk kemudian mengamalkan pesan-pesan taqwa dalam khutbah jum'at.
Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah,
Tantangan hidup yang semakin keras dewasa ini sering kali membuat kita lalai. Kita berpikir jangka pendek, menuruti apa yang didiktekan oleh media yang mengarahkan gaya hidup kita. Sehingga waktu kita pun hampir seluruhnya tersita untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya, mengejar dunia sedapat-dapatnya. Islam tidak pernah melarang umatnya menjadi kaya, bahkan dianjurkan kaya agar bisa membantu sesama dan menolong agama, dengan zakat dan beragam amal maliyah lainnya. Namun, sering kali kesibukan kita mengejar dunia menjadikan hati dan jiwa kita penat, bahkan terkadang keras. Sulit ikhlas, sulit khusyu' dalam beribadah dan sulit husnudhan kepada Allah dan sesama umat. Jika demikian, alamat hati kita tidak sehat. Padahal, harta sebanyak apapun tidak bisa menyelamatkan manusia kelak ketika berjumpa dengan Tuhannya, tanpa disertai dengan hati yang sehat, hati yang selamat, yang dalam istilah Al-Qur'an disebut "qalbun salim."
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ . إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah,
Ayat di atas sekaligus menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan hati, kesucian jiwa. Agar kita memiliki qalbun salim. Qalbun salim yang dijaga dengan tazkiyatun nafs bukan hanya bermanfaaat di akhirat, melainkan juga di dunia. Qalbun salim membuat jiwa tenang dan damai, serta membawa kebahagiaan karena hidup di atas kebenaran iman dan petunjuk Islam. Lalu bagaimana kita agar sukses menjaga qalbun salim dengan tazkiyatun nafs?
Pertama, Mengilmui
Tazkiyatun nafs atau penyucian jiwa yang benar haruslah berlandaskan ilmu agama yang benar. Sebagaimana hati yang bersih itu berangkat dari aqidah yang benar, maka ilmu dan pemahaman tentang aqidah kita juga harus benar. Hati yang bersih, pondasinya adalah ikhlas; yaitu meniatkan segala amal ibadah hanya untuk Allah. Dan itu pula yang kita dapati mengapa surat yang keseluruhan ayatnya berbicara tentang tauhid dinamakan surat Al Ikhlas.
Kebaikan seseorang, termasuk pula kebersihan hati, bermuara dari ilmu agama yang dipahami lalu diamalkan. Meskipun, konotasi ilmu di sini tidak selalu mengarah kepada apa yang didapatkan dari pendidikan formal.
Raasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ
Siapa yang dikehendaki baik oleh Allah, niscaya ia dipahamkan dalam urusan agama (HR. Bukhari dan Muslim)
Kedua, Memperbesar Taat Menjauhi Maksiat
Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah,
Kiat kedua dalam tazkiyatun nafs adalah meningkatkaan ketaatan kepada Allah. Yakni dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Semakin kita taat kepada Allah, hati kita kian bersih, jiwa kita kian suci. Tetapi sebaliknya, jika kita menentang perintah Allah, melanggar larangan-Nya, sombong kepada-Nya, maka hati kita menjadi gelap, ternoda, keras, sakit dan makin dekat dengan kematiannya.
Langkah tazkiyatun nafs yang kedua ini sebenarnya amat dekat kaitannya dengan langkah pertama. Sebab ilmu yang hanya diketahui tanpa diamalkan, tidak berpengaruh dalam pembersihan jiwa. Bahkan seperti apa yang dialami oleh Bani Israil, mereka tahu banyak hal tentang apa yang dikehendaki Allah, tetapi mereka mengabaikan itu dan menjadikannya bahan perdebatan semata, maka hati mereka pun keras membatu.
Ibnu Qayyim Al Jauziyah berkata:
كل علم وعمل لا يزيد الايمان واليقين قوة فمدخول وكل ايمان لا يبعث على العمل فمدخول
"Setiap ilmu dan amal yang tidak menambah kekuatan dalam keimanan dan keyakinan, maka ia telah tercemar. Dan setiap keyakinan yang tidak mendorong untuk beramal, ia juga telah tercemar."
Agar kita giat memperbesar taat dan menjauhi maksiat, kita harus menanamkan muraqabatullah, merasa diawasi oleh Allah. Di manapun kita berada, baik di kala ramai maupun di saat sendiri. Baik terang-terangan maupun rahasia. Baik bersama banyak orang maupun dalam kesunyian, sesungguhnya Allah mengawasi kita. Maka kita pun malu jika hendak bermaksiat, sekaligus malu jika tidak menjalankan ketaaatan kepada-Nya.
وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Dan Dia bersama kamu dimanapun kamu berada. Dan Allah Maha Melihat segala apa yang kemu kerjakan(QS. Al Hadid : 4)
Ketiga, Muhaasabah
Jamaah Jum'at rahimakumullah,
Selanjutnya, untuk menjaga hati kita dengan tazkiyatun nafs, kita perlu membiasakan muhasabah, mengevaluasi diri kita. Secara rutin kita bisa mengambil momen tertentu sehingga bisa melakukan muhasabah secara periodik. Ada sahabat yang membiasakan diri sebelum tidur melakukan muhasabah, dan subhanallah, ia menjadi ahli surga karenanya.
Hal seperti itu bisa kita contoh. Dalam waktu khusus yang telah kita sediakan, secara rutin kita mengevaluasi hati kita sendiri. Apakah masih ada takabur dalam rentang waktu itu. Apakah masih ada ujub dalam rentang waktu itu. Apakah masih ada hasad terhadap sesama. Apakah masih ada ghill terhadap saudara. Dan sebagainya. Jika kita mendapati penyakit-penyakit hati tersebut, kita segera bertaubat dan beristighfar kepada Allah, seraya berkomitmen untuk memperbaiki diri.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Keempat, berdoa
Ini hal yang tidak boleh kita lupakan. Berdoalah. Sebab Allah-lah Dzat yang membolak-balikkan hati. Maka memohonlah kepada-Nya agar hati ditetakan dalam keimanan, agar hati senantiasa dijaga sehingga menjadi bersih dan bening dengan penjagaanNya.
وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ أَبَدًا وَلَكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّي مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengajarkan kepada kita sebuah doa dalam rangka tazkiyatun nafs:
اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِى تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا
وقل رب اغفر وارحم و انت خير الراحمين
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ وسَلّمْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ المُؤْمِنِيْنَ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنْ المُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلا تَدَعْ فِيْنَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُوْمًا.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَ كُلاًّ مِنَّا لِسَانًا صَادِقًا ذَاكِرًا، وَقَلْبًا خَاشِعًا مُنِيْبًا، وَعَمَلاً صَالِحًا زَاكِيًا، وَعِلْمًا نَافِعًا رَافِعًا، وَإِيْمَانًا رَاسِخًا ثَابِتًا، وَيَقِيْنًا صَادِقًا خَالِصًا، وَرِزْقًا حَلاَلاًَ طَيِّبًا وَاسِعًا، يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ رَبَّنَا احْفَظْ أَوْطَانَنَا وَأَعِزَّ سُلْطَانَنَا وَأَيِّدْهُ بِالْحَقِّ وَأَيِّدْ بِهِ الْحَقَّ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ
اللَّهُمَّ رَبَّنَا اسْقِنَا مِنْ فَيْضِكَ الْمِدْرَارِ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الذَّاكِرِيْنَ لَكَ في اللَيْلِ وَالنَّهَارِ، الْمُسْتَغْفِرِيْنَ لَكَ بِالْعَشِيِّ وَالأَسْحَارِ
اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا في ثِمَارِنَا وَزُرُوْعِنَا وكُلِّ أَرزَاقِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.
رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ.
عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
Untuk mendownload Khutbah Jum'at ini dan lainnya, silahkan klik
KUMPULAN KHUTBAH JUMAT 2013
KUMPULAN KHUTBAH JUMAT 2013
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment